Hi Moms, pada bulan oktober ini, saya ingin mengangkat tema kesehatan, tepatnya tentang breast cancer awareness, siang ini saya berkesempatan mengikuti Kulwap yang diadakan oleh Cosmopolitan dan Combiphar yang sangat mendukung kepeduliannya terhadap breast cancer.
Dengan tema #octobrest cancer, Cosmopolitan mengundang salah satu dokter cantik, yaitu dr. Carlinda Nekawaty sebagai pembicara untuk menjelaskan seluk beluk breast cancer.
![]() |
credit by dr. Carlinda |
Ada sekitar 180 peserta yang mengikuti kulwap ini, saya tertarik merangkum kulwap dan ingin berbagi ilmu yang disampaikan oleh dr. Carlinda. Banyak sekali pertanyaan yang diterima oleh mom moderator kece Widha mengenai breast cancer.
Berikut kumpulan jawaban dalam kulwap oleh dokter Carlinda Nekawaty :
Faktor penyebab kanker payudara adalah: 1) faktor genetik atau adanya riwayat keluarga menderita kanker, 2) faktor hormone misalnya usia haid pertama kurang dari 12 tahun, usia menopause lebih dari 55 tahun, kehamilan pertama pada usia lebih dari 35 tahun, nulipara (hamil 1x), faktor menyusui, menggunakan kontrasepsi hormonal; 3) Faktor lingkungan dan gaya hidupseperti merokok, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurang aktifitas fisik. Lebih dari 30% kematian akibat kanker disebabkan oleh faktor risiko yang disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat. Dan, lebih dari 30% juga, penyakit kanker dapat dicegah dengan cara mengubah faktor risiko perilaku pola makan penyebab kanker.
Faktor genetik merupakan faktor risiko terjadinya kanker payudara, sehingga jika mempunyai riwayat keluarga kanker baik itu kanker payudara maupun menderita kanker yang lainnya, disarankan untuk melakukan skrining dini baik SADARI dan SADANIS untuk kanker payudara dan pap smears untuk deteksi dini kanker serviks, dan pemeriksaan tumor marker. Jika tidak ada riwayat keluarga penderita kanker, kemungkinan untuk menderita kanker payudara tetap ada walaupun kejadiannya lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki riwayat keluarga atau faktor genetik.
![]() |
credit by dr. Carlinda |
Harapan hidup penderita kanker cukup tinggi yaitu sekitar 85-95% jika kanker payudara diketahui pada stadium awal, namun yang sering terjadi adalah sekitar 70-90% penderita datang ke RS sudah dalam kondisi stadium lanjut sehingga pengobatan/terapi yang diberikan pada stadium lanjut sangat sulit dan tidak memuaskan yang menyebabkan harapan hidup penderita kanker payudara pun menurun.
Faktor yang mendukung kesembuhan adalah melakukan pemeriksaan/follow up rutin setelah mendapatkan pengobatan/terapi seperti operasi untuk mengenali adanya kekambuhan, adanya kanker baru, adanya komplikasi terapi, dan memberikan edukasi untuk perubahan gaya hidup sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya kanker baru. Selain itu, pendekatan secara psikologis atau support dari keluarga juga merupakan faktor yang penting untuk mendukung kesembuhan penderita.
![]() | |||
credit by dr. Carlinda |
Bentuk payudara normal tiap wanita dapat berbeda-beda satu sama lain dan perbedaan yang dirasakan tidak selalu menjadi tanda/gejala adanya gangguan pada payudara. Untuk membedakan bentuk payudara yang kendur, berselulit, maupun cekung secara medis perlu dilihat dan dilakukan pemeriksaan fisik sehingga sulit untuk diinformasikan secara tertulis.
Pemeriksaan/skrining dini payudara selain melakukan SADARI, dapat juga melakukan SADANIS yang dilakukan oleh dokter. Selain mamografi, dapat melakukan USG payudara terlebih dahulu untuk membedakan benjolan yang berupa tumor padat atau kista pada payudara.
![]() |
credit by dr. Carlinda |
![]() | |
credit by dr. Carlinda |
Payudara kadang - kadang terasa nyeri saat periode menstruasi dan hal tsb masih bisa digolongkan hal yang normal karena adanya perubahan hormon terutama hormon progesterone yang menyebabkan sel payudara dan pembuluh darah membesar sehingga menyebabkan payudara terasa nyeri. Tapi, kalo nyeri tidak hilang atau menetap setelah masa haid, disarankan untuk konsultasikan dengan dokter spesialis untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ya.
![]() |
credit by dr. Carlinda |
Kista payudara merupakan benjolan berbentuk bulat/lonjong yang berisi cairan dan tumbuh pada jaringan payudara, biasanya kista tidak mengandung sel kanker dan bersifat jinak. Kista payudara sering tidak ada gejala dan tidak membutuhkan pengobatan dokter. Tapi, kalau kista sudah menganggu kenyamanan, perlu tindakan pengobatan dokter misalnya: terapi hormone, pengeluaran cairan dalam kista tersebut, dan pengangkatan/operasi kista jika kista payudara hilang timbul berbulan-bulan dan cairan kista mengandung darah atau adanya tanda - tanda kista menunjukkan gejala yang lain.
Faktor risiko kanker payudara salah satunya adalah faktor menyusui, karena menyusui merupakan kegiatan yang mempengaruhi hormon dan berhubungan dengan penurunan risiko kanker payudara. Proses menyusui membuat sel payudara bekerja maksimal dalam memproduksi ASI sehingga mencegah sel tsb berubah menjadi sel yang tidak diinginkan seperti menjadi sel kanker. Menyusui memang dapat menurunkan risiko kanker payudara namun bukan satu-satunya cara untuk mencegah terjadinya kanker payudara.
Wanita menyusui dengan kanker payudara masih dapat menyusui karena kemungkinan sel kanker bukan pada sel-sel produksi ASI, tapi tetap perlu pertimbangan - pertimbangan untuk ibu menyusui, seperti: ibu tidak dalam masa pengobatan (terapi obat - obatan yang bersifat radiasi karena akan memberikan efek pada ASI), kondisi fisik ibu yang perlu dikonsultasikan dengan dokter yang merawat, dll. Kualitas ASI tidak akan terpengaruhi, tapi produksi ASI kemungkinan mengalami penurunan sehingga perlu cara lain agar anak tetap tercukupi ASI-nya.
Isoflavon adalah senyawa yang ada dalam kacang kedelai, secara penelitian terbukti dapat meniru peranan hormon estrogen pada wanita yang dapat berperan pada aktifitas hormonal dan memberikan reaksi yang menguntungkan. Secara penelitian, isoflavon dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel sehingga dapat digunakan untuk mencegah penyakit kanker termasuk kanker payudara. Untuk penderita kanker payudara, sampai saat ini belum dapat dipastikan perlu dikurangi atau tidak asupan isoflavonnya, tapi dalam suatu penelitian asupan tinggi isoflavon pada penderita kanker payudara dapat menurunkan risiko kematian 21% daripada penderita dengan asupan isoflavon yang rendah.
Gejala kanker payudara pada pria sama dengan gejala kanker payudara pada wanita, yaitu ada benjolan keras di salah satu/kedua payudara, umumnya tidak terasa sakit. Benjolan pada kanker payudara pria biasanya dibawah puting dan areola (daerah lingkaran yang berwarna gelap disekeliling puting). Gejala awal yang perlu diwaspadai pada pria adalah: puting yang masuk ke dalam, puting menjadi keras, ada iritasi/kemerahan di sekitar payudara, ada luka pada puting, dan puting mengeluarkan cairan seperti nanah. Gejala lainnya bisa terjadi jika sel kanker sudah menyebar dari satu payudara ke bagian lain dari tubuh seperti ke tulang, hati, dan paru-paru.
Upaya pelayanan kesehatan (nakes) mengenai edukasi kanker payudara sampai saat ini terus dilakukan terutama dalam edukasi terkait pemeriksaan payudara sendiri sebagai skrining awal kanker payudara, tetapi memang ada kesulitan karena adanya faktor eksternal yaitu dari pasiennya sendiri serta faktor dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Benjolan/tumor jinak yang sudah diambil bisa muncul kembali biasanya karena masih ada sel tumor yang tidak terangkat secara utuh, tapi kalo tumor tsb muncul kembali dengan gejala-gejala yang perlu diwaspadai maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Tumor marker/penanda tumor adalah substansi yang dihasilkan oleh sel kanker atau sel tubuh yang bereaksi terhadap sel kanker sehingga kadar penanda tumor ini akan meningkat bila timbul sel kanker dalam tubuh. Penanda tumor tidak spesifik untuk satu kanker saja makanya perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti USG payudara, mammografi, dan biopsi untuk melengkapi dan memastikan diagnosa.
Mencegah kanker payudara salah satunya adalah dengan merubah gaya hidup, menjalani diet sehat dan seimbang misalnya membatasi/menghentikan konsumsi minuman beralkohol, berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, batasi terapi hormonal, berolahraga teratur, dan melakukan pemeriksaan secara rutin. Asupan makanan yang dapat dikonsumsi misalnya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi antioksidan, mengurangi asupan makanan berlemak,dll.
Puting payudara yang masuk sebenarnya salah satu variasi normal, jika ada rangsangan seperti terkena air atau udara dingin bisa saja puting akan masuk. Tapi, ada hal lain yang bisa buat puting payudara masuk kedalam seperti bawaan lahir, trauma atau ada bekas luka operasi, ada benjolan payudara, dan ada infeksi payudara. Gejala puting yang masuk karena benjolan payudara yang disertai perubahan tekstur kulit atau struktur payudara dan adanya cairan yang keluar dari puting perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk deteksi kanker payudara.
Penggunaan bra secara medis tidak berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara, tapi yang perlu ditekankan adalah kebersihan dari bra tsb karena faktor kebersihan bra sangat penting, jika bra tidak bersih atau dalam kondisi yang lembab akan memudahkan bakteri berkembang biak dan bisa terjadi iritasi payudara yang dapat menyebabkan payudara menjadi infeksi.
Pengaruh stress dan risiko kanker payudara secara penelitian belum dapat dibuktikan, tapi klo secara medis, kondisi stress dapat melemahkan kondisi tubuh karena mempengaruhi sistem imun. Kalo imun menurun dapat memungkinkan sel-sel dalam tubuh termasuk sel di payudara bereaksi tanpa diketahui dan memungkinkan perkembangan sel tumor menjadi ganas.
KB hormonal dapat meningkatkan risiko kanker payudara berkaitan dengan kandungan KB tsb yaitu tinggi hormon estrogen, tapi kanker payudara dipicu oleh berbagai faktor bukan hanya dari KB hormonal. Terapi hormonal pada penderita kanker payudara diberikan pada kasus2 tertentu dengan hasil test hormonal positif dan bisa diberikan pada kanker payudara stadium I-IV.
Tindakan mastetoktomi merupakan tindakan pengangkatan payudara, jika tidak ada riwayat keluarga kanker payudara atau faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan kanker payudara secara medis tidak perlu dilakukan. Tindakan mastektomi dilakukan kalo ada indikasi.
Tidak ada olahragaa spesifik untuk kesehatan payudara, tapi dengan berolahraga secara rutin dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara.
Besar payudara yang tidak sama antara payudara kanan dan kiri secara umum adalah normal, yang perlu diperhatikan adalah ada/tidaknya benjolan pada payudara, perubahan struktur atau bentuk payudara misalnya ada cekungan atau perubahan kulit pada payudara, puting yang tertarik kedalam, dan adanya cairan yang keluar dari puting. Penyebab kanker payudara dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga perlu dilakukan skrining awal seperti SADARI dan SADANIS.
Jika payudara bengkak setelah melahirkan dan saat ini dalam proses menyusui, terjadi perubahan warna ASI dan payudara terasa sakit secara medis merupakan kondisi yang dikenal dengan mastitis, yaitu peradangan pada payudara yang bisa ada infeksi maupun tidak. Mastitis terjadi biasanya karena frekuensi menyusui yang pendek, puting lecet, pengosongan payudara yang tidak sempuran, dll. Tindakan penyembuhan jika tidak ada infeksi bisa dengan melakukan kompres air hangat, memperbaiki posisi menyusui, atau melakukan pemompaan ASI. Tapi jika sudah terjadi infesi perlu adanya pengobatan dari dokter.
Ciri khusus kanker payudara pada pria lebih sering terjadi kalo sel kanker sudah menyebar ke organ lain, misalnya adanya sesak napas, sendi/tulang terutama di punggung terasa nyeri, napas pendek, mata/kulit terlihat kuning, dll.
Kalau benjolan terasa nyeri bukan saat masa atau menjelang haid, disarankan untuk skirining awal dengan metode SADARI dulu, jika hanya ada benjolan bisa dilanjutkan dengan SADANIS ke dokter spesialis bedah untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya seperti USG payudara atau mammografi (dengan catatan usia diatas 30 tahun). Medical check up sangat diperlukan terutama untuk yang berusia diatas 30 tahun.
Ada beberapa makanan yang dapat memicu kanker payudara, salah satunya adalah daging yang dibakar dimana bahan kimia yang terkandung dalam bahan makanan/daging yang bereaksi pada pembakaran/pemanggangan. Selain itu, makanan yanng terlalu hangus juga dapat memicu terjadinya kanker, mengandung alkohol, makanan kaleng, minuman bersoda, makanan yang mengandung tinggi garam atau MSG (micin), dll.
Pemeriksaan USG payudara dan Mammografi merupakan deteksi dini kanker payudara, sehingga keduanya merupakan pemeriksaan yang cukup akurat, namun untuk mammografi disarankan hanya untuk mereka yang berusia diatas 30 tahun. Pemeriksaan mammografi memang mengandung radiasi, namun radiasi yang terkandung selama ini masih dalam batas normal sehingga risiko terjadinya kanker rendah.
Adanya benjolan yang teraba saat menyusui bisa disebabkan karena pembesaran kelenjar produksi ASI, jika benjolan tsb tidak hilang walaupun tidak dalam masa meyusui sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan.
Benjolan yang teraba di ketiak bisa saja merupakan pembesaran kelenjar getah bening terutama jika hilang timbul. Pembesaran kelenjar getah bening dapat terjadi jika adanya infeksi, namun benjolan di ketiak pun jangan disepelekan. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut, jika benjolan yang timbul mulai terasa nyeri, keras, dan mengeluarkan nanah.
Salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara adalah wanita usia lebih dari 35 tahun dan belum menikah, hal ini karena dipengaruhi oleh hormon estrogen. Namun, ini bukanlah satu2nya faktor terjadinya kanker karena kanker disebabkan oleh berbagai faktor. Rajin berolahraga merupakan salah satu cara untuk menurunkan risiko tsb
Lakukanlah pemeriksaan payudara sendiri terlebih dahulu jika merasa tidak percaya diri untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Namun, jika dalam pemeriksaan sendiri teraba benjolan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya di RS untuk memastikan apakah benjolan tsb merupakan tumor jinak atau ganas yang akan berefek menjadi kanker.
Risiko kanker payudara akan meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga tidak ada patokan pada usia berapa wanita akan menjadi risiko kanker. Risiko lain selain usia yang perlu diperhatikan adalah, wanita yang mengalami haid pertama di usia dibawah 12 tahun, melahirkan pada usia tua (diatas 30 th), belum pernah menikah. Namun, diingatkan faktor risiko ini bukan menjadi patokan, karena terjadinya kanker payudara dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Dan tips dari dr. Carlinda sebagai penutup. Kanker payudara merupakan penyakit yang paling menakutkan terutama untuk wanita, tapi jangan lupa penyakit kanker dapat dicegah dengan kita mengenalnya terlebih dahulu. Lakukanlah skrining/deteksi dini dengan SADARI dan SADANIS, jalani pola hidup sehat dengan rutin berolahraga, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan jalani pola makan sehat dengan memperhatikan asupan gizi yang seimbang, batasi garam atau penyedap rasa terlalu banyak, batasi makanan yang dibakar terlalu sering sampai hangus, dll.
Wah, ternyata semakin seru dan menarik ya pembahasan kita kali ini.
Namun sayang sekali waktu yang terbatas membuat modertor harus menyudahi
Kulwap Breast Cancer ini.. Tapi buat moms yang masih ingin bertanya,
jangan khawatir karena moms masih tetap bisa bertanya seputar kesehatan
dan kanker payudara di https://www.cosmopolitan.co.id/healthylifestyle/
selama bulan oktober.
Eits, ada hadiahnya juga lho
moms. Untuk 3 pertanyaan terbaik pada periode oktober akan mendapatkan
voucher MAP @Rp. 500.000. Tak hanya itu, ada juga voucher MAP @. 200.000
untuk 3 komentar terbaik untuk product recommendation.
So... yuk siapkan pertanyaan terbaik, dan selalu aware dengan breast cancer ya moms...
dan biasanya di starbucks ada minuman pink :)
BalasHapuspenting banget buat sadari..wanita maupun pria karena kanker payudara jg bisa dialami pria
BalasHapus