Pengalaman Pertama Anak Ke Dokter Gigi

Proses pertumbuhan anak memang selalu menjadi bagian dari setiap orangtua. Termasuk saya, yang selalu belajar dengan memantau tumbuh kembang anak.

Baru - baru ini, anak sulung saya memiliki pengalaman pertama kali cabut gigi. Pengalaman baru juga tentunya untuk saya sebagai orangtua.

Tiba - tiba saja ia mengeluh kalau gusinya sakit. Setelah saya periksa, ternyata salah satu gigi susu serinya sudah goyang, dan saat saya intip, sudah ada gigi baru yang muncul di belakang gigi susunya itu.

Karena ini hal baru untuk saya sebagai orangtua, saya langsung membawa anak saya ke dokter gigi, karena khawatir gigi baru akan menumpuk dengan gigi susunya.

Karena di sekitar rumah saya di citayam tidak ada dokter gigi anak, saya memutuskan membawa si sulung ke dokter gigi umum.

Jujur awalnya saya khawatir, khawatir kalau nanti mendapat dokter giginya kurang friendly dengan anak - anak, karena menurut saya first impression sangat dibutuhkan saat kunjungan pertama anak ke dokter gigi, supaya anak tidak trauma berkunjung selanjutnya ke dokter gigi.

Nomor urut si sulungpun dipanggil, kami masuk ke ruang praktek dokter gigi. Saya memperkenalkan anak - anak pada bu dokter gigi, supaya anak - anak tidak takut melihat peralatan yang terdapat di ruang praktek. Di luar dugaan saya, anak - anak tidak takut dan malah happy bertemu dokter gigi dan penasaran dengan peralatan - peralatan yang dipegang bu dokter.


Si sulung ditemani si bungsu  duduk di tempat pemeriksaan tanpa diminta. Setelah diperiksa seberapa siap gigi yang telah goyang untuk dicabut, bu dokter gigi menginformasikan kalau gigi si sulung belum dapat dicabut saat itu, karena gigi masih menempel kuat di gusinya. Dokter memutuskan tidak mencabut gigi tersebut untuk menghindari pembiusan gusi sebelum pencabutan dan menimbulkan trauma pada anak. Bu dokter gigi menambahkan, biasanya anak tidak akan mau diajak ke dokter gigi lagi karena trauma.

Makanya, setelah pemeriksaan kami diminta pulang untuk kembali 2 minggu lagi, dan berpesan pada si sulung untuk terus menggoyang giginya supaya gusi longgar dan gigi mudah dicabut.

Setiap hari saya mengingatkan dan menemani si sulung untuk rutin menggoyang gigi supaya cepat longgar. Dalam hitungan hari, ternyata gigi copot sendiri saat ia sedang makan. Gembiranya ia karena tidak terasa sakit saat gigi copot.


Si sulung bercerita dengan antusias pada papanya, kalau ternyata cabut gigi itu tidak sakit. Dan ia tidak sabar menanti gigi lainnya  yang sudah siap untuk ia goyang hingga tanggal.

Good job kakak...

10 komentar

  1. Good job Kakaaaaaakkk! Duh lucunya si Adek nemenin Kakak duduk di kursi periksa ya... :love bangeeeettt!

    BalasHapus
  2. Mam, kakak Satria berapa umurnya? anak sulungku kok belum ada yang goyang yah udah 6 tahun caries giginya aja masih pada utuh itu akar giginya huhu..kemarin minggu lalu udah telepon dokter gigi eh dia drama duhhh semoga bisa nih bujuk ke dokter gigi

    BalasHapus
  3. Semangat buat mama mengantar anak tersayang ke dokter gigi 😁 semoga tetap berani di kunjungan selanjutnya hehe..

    BalasHapus
  4. Dokternya bijak banget ya.. bagus jadinya menghindarkan anak dari trauma ke dokter gigi. God job utk Kakak :)

    BalasHapus
  5. Haha... Anak-anak ya, sudah berhasil satu jadinmenanyi lainnya. Tasi baca judulnya smepet deg degan kirain sakit gigi. Duh jangan smapek deh anak anak ngalamin sakit gigi Mbak.

    Semangat terus ya Masnya buat nungguin gigi selanjutnya tanggal lagi.

    BalasHapus
  6. Aku pernah alami hal ini, fase di mana putriku Yasmin, alergi dokter gigi!
    Jadi, kalau mau ke dokter gigi, duh, ngalahin drakor deh, hahaha.

    Sampai pada suatu hari, saat gigi susu doi goyang, aku minta doi menggoyang-goyang gigi sendiri agar cabut mandiri.

    Namun...

    Doi nurut, namun pas giliran mau cabut mandiri karena sudah sangat goyang sekali, tetap saja tidak berani, sampai akhirnya gigi goyang jadi sangat mengganggu sekali terutama saat acara makan, doi akhirnya mau di ajak ke dokter gigi.

    Sesampainya di sana, masih sempat jiper juga, namun kami bersama dokter gigi memberi semangat.

    Hanya berbekal kapas diolesi alkohol, dokter mengusap lembut dan taddaaa...gigi pun langsung tercabut, karena memang sudah sangat goyang sekali.

    Yasmin sangat takjub, karena doi tidak merasakan sakit sama sekali, hihihi.

    Iyesss!
    Sejak saat itu, alhamdullillah doi tak pernah lagi alergi ke dokter gigi ^^

    Mission accomplish!

    Duh, 1 postingan sendiri nih, hihihi

    BalasHapus
  7. Pinter yaa anaknya udah berani ke dokter gigi bagus ya mom jdnya

    BalasHapus
  8. Wahhh aku juga lagi mempertimbangkan bawa anakku ke drg nih, malah ada rekomendasi dari tumbuh gigi pertama yaaa diperkenalkan ke dokter gigi

    BalasHapus
  9. Ahhhh anak pinter hihihi. Aku jd inget dulu ke dokter gigi, pulangnya dikasih eskrim. Senengggg bgt n jd ga takut. Ternyata eskrim bagus unt meredakan panas dalam n sakit jg.

    BalasHapus
  10. Degdegan ya pasti, padahal kalau masih kecil belum sakit biasanya.

    BalasHapus

Selamat datang! Terima kasih telah berkunjung.

Silakan tulis komentar :)

Cara mengisi komentar::
Pilih NAME/URL lalu isi dengan URL blog. URL Blog, bukan URL postingan. JIka tidak punya blog, kosongkan saja kolom URL, namun jangan lupa isi namanya supaya tidak masuk SPAM. Terima kasih :)

Maiko