Satu Tahun Setelah Resign Dan Menjadi Stay At Home Mom

resign-dan-menjadi-stay-at-home-mom

Menjadi stay-at-home-mom (SAHM) sebenarnya bukan cita-cita saya dulu, karena jujur awalnya saya ingin menjadi working mom hingga anak-anak besar. Rasanya asik membayangkan menyibukkan diri dengan kerjaan kantor, sedangkan anak-anak di rumah fokus dengan aktivitasnya. 

Tapi cita-cita itu buyar setelah saya memutuskan untuk resign tahun lalu. Tepatnya bulan ini genap 1 tahun saya resign dari dunia working mom dan beralih ke dunia stay-at-home-mom.


Tidak berbeda dengan menjadi working mom, menjadi stay-at-home-mom pun memiliki tantangan tersendiri. Dan ini pengalaman saya setelah satu tahun resign dan menjadi stay-at-home-mom.

FEEL
 
Waktu Lama Berputar
Setelah menjadi stay-at-home-mom, saya merasa waktu sangat lama berputar, tak seperti saat bekerja dulu, beraktivitas di rumah terasa sangat lama, tugas pekerjaan rumah, mengurus anak-anak, saya harus bangun lebih pagi dan memastikan semuanya selesai sebelum anak-anak bangun.

Energy 48 Jam Untuk 24 Jam
Kadang saya berharap memiliki energy lebih banyak untuk kegiatan di rumah yang tidak berhenti hampir 24 jam. Mungkin karena suami berlayar dan saya harus mengerjakan semuanya sendiri tanpa bantuan siapapun, jadi saya butuh energy extra 48 jam sehari.

Kesabaran
Banyak sekali yang saya rasakan setelah menjadi stay-at-home-mom, entah mengapa terasa berbeda sekali dibanding saat bekerja dulu, beraktivitas 24 jam di rumah membuat saya harus extra sabar dalam mengerjakan tugas rumah dan mendampingi anak-anak.

Limited
Berhenti bekerja, praktis semua kegiatan ekonomi di rumah berubah mengikuti income utama dari suami. saya menerapkan trik-trik jitu supaya kegiatan ekonomi di rumah terus berjalan tanpa hambatan.

ACTIVITIES
24 jam di rumah, saya memiliki segudang kegiatan. Dan ini aktivitas saya moms :

Antar Jemput Sekolah
Mengantar dan menjemput anak sekolah, menjadi rutinitas saya saat weekdays. Saya sengaja meng-handle tugas tersebut dan tidak memakai jasa antar-jemput, karena memang salah satu tujuan saya pada waktu resign adalah supaya bisa mengantar dan menjemput si sulung sekolah.


Antar Jemput Mengaji
Sama halnya dengan antar jemput sekolah, saya juga punya tugas antar jemput anak mengaji, supaya ilmu dunia dan akhirat berjalan beriringan 'kan moms.

Mendampingi Belajar
Jujur, saat masih bekerja dulu, waktu saya untuk mendampingi anak-anak belajar sangat sedikit, tidak jarang saya pulang larut malam karena padatnya tugas kantor dan jarak kantor-rumah yang cukup jauh. Lelahnya bekerja dan disaat weekend, membuat nilai sekolah anak kurang maksimal, saya merasa bersalah dan ingin menebusnya setelah berhenti bekerja.

Bermain Bersama Anak
resign-dan-menjadi-stay-at-home-mom

Waktu luang saya di rumah saya habiskan bermain bersama anak-anak, seperti penebusan saya karena dulu tidak punya cukup waktu bermain bersama mereka, rasa bersalah saya tidak hanya jarang mendampingi anak-anak belajar, tapi juga karena saya jarang bermain bersama mereka, wajah ceria mereka karena happy bermain dengan mamanya, membuat saya merasakan serpihan yang hilang saat saya dulu bekerja dan yakin, resign adalah keputusan yang tepat bagi saya.

Membersihkan Rumah
resign-dan-menjadi-stay-at-home-mom

Semenjak saya berhenti bekerja, saya dan suami membuat keputusan untuk tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga. Saya mencoba men-challenge diri sendiri untuk mengambil alih seluruh pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci piring, mencuci baju termasuk pekerjaan rumah lainnya. Walaupun cukup melelahkan, membersihkan rumah menjadi salah satu kegiatan favorite saya di rumah, saya merasa seperti menguasai seluruh isi dari penjuru rumah.



Memasak
resign-dan-menjadi-stay-at-home-mom

Memasak adalah kegiatan kedua favorite saya di rumah. Setiap anak-anak makan dan memuji masakan saya, membuat saya merasa sangat berarti untuk anak-anak, dan termotivasi untuk terus memasak dan berkreasi dengan resep-resep baru dan membuat cemilan untuk anak-anak di rumah. Di sisi lain, manfaat memasak dan sering membuat cemilan si rumah, dapat meminimalkan anak-anak jajan sembarangan di luar, dan bonusnya, saya bisa lebih irit pengeluaran. 


Berkomunitas
resign-dan-menjadi-stay-at-home-mom

Sejak 3 tahun lalu, saya tergabung di komunitas ibu menyusui yang bernama Aku Cinta ASI (ACA) Indonesia, di dalam komunitas tersebut saya  mendapat kesempatan membantu ibu menyusui agar dapat sukses menyusui hingga 2 tahun. Saya juga mendapat amanat menjadi salah satu leader di 8 whatsapp group ACA oleh dokter-dokter laktasi kredible founder komunitas tersebut. Dan beberapa waktu lalu saya mendapat penghargaan atas kontribusi saya tersebut.

Freelance Writer
Menghadapi rutinitas full 24 jam di rumah, saya merasa harus tetap 'waras' demi kebaikan bersama, selain berkomunitas, menulis artikel di blog pribadi saya juga menjadi hiburan saya untuk melepas penat saat di penghujung hari. Dan kadang saya mendapat bonus reward dari tulisan yang saya hasilkan


Berniaga
Saya juga belajar berniaga dengan menjadi distributor resmi Young Living Essential Oils, memang masih merintis moms, tapi paling tidak, saya mendapat pengetahuan dan pengalaman berniaga.

Pada awal mejadi stay-at-home-mom jujur saya kaget dengan waktu saya yang habis hanya untuk 'mengurus rumah' saja, sempat berkonsultasi (baca:curhat) dengan beberapa teman dekat yang sudah resign jauh sebelum saya. Beruntung ibu-ibu hebat tersebut selalu memberi semangat, motivasi dan masukan pada saya untuk terus semangat dan pantang menyerah menghadapi kenyataan hihihi...

Dan setelah 1 tahun saya menjadi stay-at-home-mom, semuanya terasa jauh lebih baik dan terkendali. Saya mempunyai beberapa tips yang saya terapkan supaya terasa ringan menjadi stay-at-home-mom.

TIPS

Berdamai Dengan Diri Sendiri
Saat saya merasa terbeban dengan semua aktivitas di rumah. Saya mencoba berdamai dengan diri sendiri, belajar ikhlas menerima posisi baru sebagai stay-at-home-mom, dan memberi semangat pada diri sendiri bahwa tugas sebagai stay-at-home-mom sama mulianya dengan menjadi working mom.

Bersyukur
Tips yang saya berikan memang banyak seputar menjaga perasaan kita moms, kalau dulu waktu terasa cepat berlalu saat bekerja, beda saat kita full berada di rumah. Rutinitas yang itu-itu saja setiap hari sangat membosankan bagi saya, karena dulu selalu mendapat tantangan berbeda-beda di tempat bekerja.

Dengan bersyukur dan selalu ingat serpihan demi serpihan yang saya dapatkan kembali setelah saya berhenti bekerja, sangat membuat saya rileks dan selalu tersenyum menjalani hari-hari saya sebagai stay-at-home-mom.

Mendekatkan diri pada-Nya
Saat beban pikiran dan penat sudah tak sejalan dengan aktivitas di rumah, saya memilih menumpahkan unek-unek saya sambil mengalirkan air mata pada-Nya, seringkali sukses membuat saya plong dan siap menghadapi lagi tantangan di rumah.

Support Dari Pasangan
Berhubung suami tidak selalu standby di rumah karena harus dinas, suami selalu menyempatkan memberi semangat disetiap ia mendapat sinyal di laut, sekadar bertanya keadaan saya sekarang, itu menjadi amunisi saya untuk menjalankan aktivitas saya di rumah

Rehat
Jujur moms, walau segudang aktivitas terus berputar selama hampir 24 jam, rasa penat dan bosan pasti akan menghampiri stay-at-home-mom, Seringkali saya tidak memiliki banyak waktu untuk diri sendiri (me time), biasanya saat anak-anak bermain di dalam rumah, saya menggunakan sedikit waktu untuk melipir ke depan rumah sekitar beberapa menit, mendengarkan lagu sambil menikmati cemilan kecil atau minuman ringan yang dapat membangkitkan semangat saya saat itu.

Menjaga Kesehatan
Seorang ibu yang memiliki tugas rumah berlimpah, harus selalu menjaga kesehatan, supaya tugas mengurus rumah dan menjaga anak-anak bisa terus terlaksana, suami sering mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan, mengingatkan minum vitamin dan makan teratur. Alih-alih minum vitamin, saya lebih suka membuat jus setiap pagi atau paling tidak, makan buah setiap hari, supaya badan fit selalu.

Orang Terdekat
Saat saya sedang lost contact dengan suami yang saat itu sedang tidak mendapat sinyal di laut, biasanya saya mencurahkan atau diskusi dengan keluarga dan teman-teman terdekat, dan berbicara dengan mereka mampu membuat saya 'waras' dan kembali ceria.  Jadi, segera kumpulkan orang-orang terdekat moms yang bisa membangkitkan semangat dan energy positif kita.

Reward Untuk Diri Sendiri
Seperti di kantor dulu, karyawan mendapat reward saat mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Di rumah, saya menerapkan hal itu untuk saya. Saya menghadiahkan diri sendiri dengan membeli barang-barang kesukaan saya, seperti membeli daster baru, skincare baru, atau sekedar order makanan kesukaan saya. Hal tersebut saya lakukan, supaya saya tetap percaya diri dan semangat beraktivitas di rumah.

Banyak hikmah yang saya, suami serta anak-anak rasakan setelah saya berhenti bekerja. dampak positif yang sangat besar membuat keluarga kami terasa lebih harmonis. Saya jadi lebih menghargai setiap rupiah yang diberikan suami, saya jadi mengerti dan merasakan betapa besarnya peranan seorang ibu bagi perkembangan tubuh dan psikologi anak.

Bagi moms yang masih bekerja, pertimbangkan dengan matang jika ingin resign. Namun selama hati moms bisa tetap terjaga di kantor maka keputusan untuk berhenti bekerja bisa dirembukkan dengan pasangan, supaya setelah berhenti bekerja, tidak datang penyesalan.

Bagi moms yang memilih menjadi stay-at-home-mom, terus semangat dan selalu berikan yang terbaik, karena tugas mulia selalu menanti demi orang-orang tersayang di rumah.

Banyak sekali hal baru yang saya dapat dalam masa transisi dari working mom menjadi stay-at-home-mom. Moms di sini bagaimana? Punya pengalaman seru yang samakah? Yuk berbagi di kolom komentar.

26 komentar

  1. Saya memutuskan stay at home mom memang pas lg hamil.. jd ngga merasakan meninggalkan anak utk bekerja.. meski bbrpa hari pernah sy tinggal saat ada workshop menulis, dan itu rasanya...tp kdg mlah sy jg pngen kerja :D

    BalasHapus
  2. Wah, samaan dong aku juga resign. Dulu kerja di bank swasta tapi anakku lebih butuh aku nyusu ASI. Ga apa2 mbak alhamdulillaah bisa mengurus anak2 dg tangan sendiri tentu dibantu suami dan orangtua hehe karena menjadi mama papa itu ga mudah. Senangnya ya anak2 bs makin dekat dg mommy nya 😘 Barakallah mbak Ayu.

    BalasHapus
  3. Mam Ayu, selalu adem baca ini tidak memojokkan bahkan ga nyuruh-nyuruh working mom cem aku ini udah lo resign aja tapi memang iya jika hati masih di kantor akan sulit menerima jika harus di rumah wkwkwk *u knowlah Mam emak galau aku ini :p

    BalasHapus
  4. Mam Ayu, boleh nih ide rewards diri sendiri..kelak aku resign mau juga terapin ini semacam penghargaan atas upaya yang sudah dikerahkan ya Mam :)

    BalasHapus
  5. Semangat Mbak. Pengalamannya pasti menentramkan pembaca lain yang sedang galau atau butuh masukan.

    Saya sendiri tidak bekerja. Tapi Alhamdulillah punya pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah. Itu teramat sangat saya syukuri karena beneran bisa bantu saya bisa lebih baik menjalani hidup dan rumah tangga.

    Semoga keluarga sehat selalu, meski kumpul sama papanya anak tidak setiap saat ya. Semangat 😊

    BalasHapus
  6. aku tuh sbnrnya pengeeeen bgt resign mbak. tp selalunya yg bikin galau itu masalah ttg traveling yg hrs aku stop, dan beberapa produk rutin yg aku beli dr gajiku, cth skincare .stop Traveling itu yg aku blm siap samasekali :(. slama ini kalo keluarga ato aku jalan2, itu 100% dari gajiku . makanya masih aja ragu utk mutusin resign, walooun sbnrnya dr fisik dan mental udh hampir nyerah ama tekanan kantor. Bisa sih pindah kerja, tp ntah napa sayang ama masa kerja yg udh belasan tahun hahahaha... tuh kaan galau akutu kalo mutusin ini. mungkin memang hrs diskusi ama yg DiAtas. krn suami sendiri nyerahin segalanya k aku, mau resign ato stay di rumah

    BalasHapus
  7. Untuk memutuskan resign memang harus ada persiapan matang, khususnya mental.
    Jangan sampai begitu resign langsung jadi drop, pastinya mempengaruhi kehidupan sehari2.

    Saya pun waktu putusin untuk resign, melihat dulu segala kemungkinan pekerjaan yang memghasilkan yang bisa saya kerja dari rumah. Soalnya penting buat kita untuk tetap punya penghasilan sendiri.

    BalasHapus
  8. Welcome to the club ya mama Ayu.. awalnya emang sulit tapi setelah dijalani InshaAllah bisa lebih tenang ngejalainnya.. seneng deh liatnya.. resign tapi tetep produktif ya.. siapa bilang ibu rumah tangga ngga ngapa ngapain.. bangak hal yang bisa dikerjain lho.. malah lebih produktif dari sebelumnya.. Alhamdulillah dan bersyukur itu penting ya mbak

    BalasHapus
  9. Menjadi mom stay at home harus bisa menciptakan kesibukan, bis juga yang mengeksploitasi hobi

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah ya Mbak, akhirnya bisa memilih untuk fokus untuk membersamai anak-anak. Semoga dengan ini Allah ridho dan makin berkah Mbak dan keluarga. Saya juga sudah memutuskan untuk resign, tapi ya harus tetap menjaga hati agar tidak merasa lebih baik daripada yang memilih untuk bekerja di luar.

    BalasHapus
  11. Walau menjadi ibu rumah tangga tapi tetep bisa menghasilkan ya mba. Saya pun awalnya stress dirumah terus tapi lama kelamaan terbiasa dan menikmatinya

    BalasHapus
  12. Awal awal pasti stress ya mba soalnya bbrapa teman saya ngalamin saat berhenti kerja trus dirumah rasanya gk enak tapi karena kekuatan cinta agar anak2 bisa tumbuh didampingi mamanyaa akhirnya bsa menyesuaikan dengan bahagia ya mba

    BalasHapus
  13. saya kira saat jadi ibu rumah tangga akan lebih santai. tak tahunya malah 24 jam sehari untuk selesaikan pekerjaan rumah tangga tuh masih kurang. ahaha... piknik mana piknik

    BalasHapus
  14. Saya juga memutuskan untuk menjadi stay at home mom setelah melahirkan anak pertama. Memang terkadang suka ada rindu juga pengen kerja lagi. Tapi suami selalu mengingatkan kala sekarang episodenya berbeda, akhirnya sekarang dinikmati aja jadi ibu dan tentunya masih terus aktif menulis. Salam kenal ya, Mbak.

    BalasHapus
  15. Memang perlu pertimbangan yang sangat lama ya, mbak bagi ibu bekerja buat tinggal di rumah aja. Saya aja kemarin pas cuti melahirkan merasa bosan banget di rumah aja ngurus anak.

    BalasHapus
  16. Saya juga sama mba, memutuskuan jadi stay at home mom saat anak berusia 4 bulan, dan ga kerasa sudah hampir 4 tahun berlalu. Semangatt kita ya mba 💪

    BalasHapus
  17. Semangat Mbak
    Saya juga di posisi ini sejak 7th lalu
    Makanya saya berusah keep strong dan stay heart healthy supaya ga mudah nelongso lihat orang lain

    BalasHapus
  18. Welcome to the club mba, tahun ini aku tahun keenam aku jadi stay at home mom dan masih ada rasa kepengen kerja lagi tapi pas lihat anak-anak kok ga tega gitu

    BalasHapus
  19. Ternyata setelah resign, punya banyak kegiatan ya mbak..

    Btw, apakah mbak juga seorang konselor menyusui?

    Salut sya dgn berkomunitas untuk mendukung ibu menyusui

    BalasHapus
  20. Hampir 2 tahun mengalami ini mbak dan tips nya mengingatkanku untuk selalu bersyukur dan bisa mendekatkan diri dengan Pencipta untuk selalu dapat menjadi Ibu yg tangguh.

    BalasHapus
  21. Yang penting sih menurut daku tetap jaga kesehatan mama ayu, karena kalau sehat jadi lebih mudah melakukan tugas di depan mata

    BalasHapus
  22. Tos. Kt sama mbaaaa hahhahaa. Sama2 stay dirumah tp msh berkarya. Btw ak gagal fokus sama rumahnya yg asri bgt dan zuppa soupnya yg pasti enak bgt deh. Uhuhu. Laparrrr.

    BalasHapus
  23. Sama mba, aku juga setahun resign dan sekarang sudah stay at home dirumah sambil menjalankan program hamil.

    BalasHapus
  24. Sama kita mbak, sudah setahun menjadi IRT yang nyatanya aku malah lebih banyak kegiatan diluar. Kebetulan selain blogger, akupun juga tukang poto. Emang paling enak kerja di rumah ya bisa kita yang menyesuaikan.

    BalasHapus
  25. Aku belom berani keluar dari zona nyaman sebagai ibu bekerja tapi baca ini ko menginspirasi, adem gitu, huhuhu semoga suatu saat nanti pas hatiku udah menetapkan pilihan

    BalasHapus
  26. Bukan keputusan yang mudah ya maiko, beralih jadi stay at home mom, setelah terbiasa berkarir... semoga dilancarkan semuanya ya maiko.. jadi sahm tantangan paling besarnya menurut mami kejenuhan, krn rutinitas yg monoton sama minim ketemu org, solusinya banyak2 kasih space buat diri sendiri untuk enjoy apa aja walau sebatas di rumah dan tetep memperluas pergaulan..

    BalasHapus

Selamat datang! Terima kasih telah berkunjung.

Silakan tulis komentar :)

Cara mengisi komentar::
Pilih NAME/URL lalu isi dengan URL blog. URL Blog, bukan URL postingan. JIka tidak punya blog, kosongkan saja kolom URL, namun jangan lupa isi namanya supaya tidak masuk SPAM. Terima kasih :)

Maiko