Yuk Deteksi Gejala Kanker Serviks Dengan Tes IVA Di Bidan Terdekat

documentation by bidan Santi

Menjadi seorang wanita, sepatutnya selalu menjaga kesehatan, karena wanita sangat rentan terhadap penyakit bila kita tidak waspada sejak dini. Ada beberapa penyakit yang memiliki risiko tinggi terhadap wanita, yaitu kanker serviks.

Kanker serviks atau biasa disebut juga kanker leher rahim adalah sejenis kanker yang tumbuh sel - sel disekitar mulut rahim. Berdasarkan data dari Kemenkes RI tahun 2017, terjadi sekitar 15,000 kasus kanker serviks yang diderita oleh wanita indonesia.

Gejala awal kanker serviks tidak dapat dirasakan dengan kasat mata, seringkali wanita atau wanita yang telah berumah tangga merasa dirinya sehat saja. Namun, tahu kah moms? Bila terjadi gejala-gejaka tak nyaman pada tubuh yang dapat kita rasakan, bisa jadi kanker serviks telah masuk ke tahap stadium lanjut.

Baru - baru ini, saya mendapat penyuluhan tentang bahaya kanker serviks bagi wanita oleh Bidan Santi, S.Tr.Keb, bidan terdekat dari rumah saya. Beliau menginformasikan bahwa salah satu penyakit yang berkontribusi tingginya angka kematian adalah penyakit kanker seviks.

Saya ingin berbagi pengalaman isi penyuluhan tersebut pada moms viewer, barangkali bisa menjadi pencerahan untuk terus waspada terhadap kanker serviks.

Ada beberapa gejala yang dapat  kita rasakan, saat kanker serviks memasuki stadium lanjut :

Gejala - Gejala
Nyeri Panggul
Ada rasa seperti sangat lelah pada pinggang dan panggul, yang tak kunjung reda.
 
Menstruasi Tak Teratur
Saat awal dan akhir menstruasi, saya selalu melingkari tanggalnya di kalender, supaya saya mengetahui apakah menstruasi saya teratur.
 
Nyeri Saat Berhubungan
Salah satu gejala kanker serviks adalah nyeri saat berhubungan, dan hal ini hanya wanita tersebut yang dapat merasakannya.

Keputihan
Muncul keputihan berwarna putih semu kuning hingga hijau. Biasanya dibarengi dengan gatal di sekitar vagina.

Pendarahan Ringan Sesaat (Bukan Menstruasi)
Adanya pendarahan ringan sesaat seperti menstruasi namun bukan pada masa menstruasi.

Bu bidan menuturkan, bila gejala-gejala tersebut dirasakan, segera datang ke bidan atau dokter terdekat, untuk pemeriksaan. Saat penyuluhan tersebut, saya banyak bertanya tentang kanker serviks, karena menurut saya, sebagai wanita yang telah berumah tangga, sangat perlu mengetahui apa saja faktor yang dapat menyebabkan penyakit kanker tersebut. Dan bu bidan menjabarkan dengan terperinci bagaiamana pencegahannya.

Faktor & Pencegahan

Menikah Di Usia Muda
Menikah diusia muda tidak disarankan, karena pemerintahpun menetapkan usia nikah diatas 20 tahun, selain itu dari segi medis, dianjurkan melakukan aktivitas seksual diatas usia 20 tahun, karena diusia tersebut, reproduksi kewanitaan telah matang.

Infeksi Kelamin
Bagi wanita yang memiliki riwayat infeksi pada kelamin, dapat meningkatkan risiko terkena kanker serrviks.

Berganti-ganti Pasangan
Bagi istri atau suami yang sering berganti - ganti pasangan dalam berhubungan, juga sangat berisiko terkena penyakit kanker serviks. Jadi kedua belah pihak dapat menjadi pencetus faktor terkena penyakit tersebut. Makanya bu bidan berpesan pada setiap orang untuk selalu setia dengan satu pasangan saja.

Riwayat Keturunan
Bu bidan menjelaskan kalau riwayat penyakit kanker dapat menurun ke lingkaran keluarga, namun beliau menjelaskan, bagaikan bakat, jika tidak diasah, ia tak akan mahir, begitupun kanker, jika pembawa bakat dapat menjaga gaya hidup, kemungkinan akan terjaga dari penyakit ganas tersebut.

Kebersihan Alat Kelamin
Kebersihan di sekitar alat kelamin sangat penting moms, karena hal tersebut bisa menjadi pencetus awal penyakit berbahaya. Bisa dengan mengganti pakaian dalam dengan rutin, atau membersihkan area kelamin dengan baik.

Perokok Aktif & Pasif
Salah satu faktor risiko penyakit kanker serviks adalah menjadi perokok aktif maupun pasif.

Penurunan Imun Tubuh
Menurunnya kekebalan tubuh seseorang, sangat mudah terkena berbagai penyakit, salah satunya kanker serviks ini.

Mendengar penjelasan bu bidan yang sangat detil, membuat saya menarik nafas panjang, dan membuat saya kaget dengan bahayanya kanker serviks. Melihat saya tegang mendengarkan penjelasan beliau. Bu bidan mencoba menenangkan saya dengan memberitahu bahwa bisa kok kanker serviks ini dideteksi segera dengan cara melakukan beberapa metode . Saya semakin semangat dengan info metode yang bu bidan sampaikan.

Metode Deteksi Kanker Serviks

Tes IVA 
Bu bidan menerangkan kalau Inspeksi Asam Asetat  atau yang biasa orang sebut tes IVA  adalah metode yang simple untuk mengetahui prakanker di mulut rahim. Mengapa simple? karena bidan memeriksa hanya perlu dengan beberapa cara simple, membuka vagina dengan alat yang menurut saya tidak seberapanya dengan sakitnya  melahirkan, kemudian mulut rahim dioleskan sejenis asam asetat. Setelah menunggu beberapa saat, kemudian dapat terlihat serviks yang normal sehat ataupun telah masuk ke stadium awal maupun lanjut.  

Saya baru pertama kali melakukan tes IVA, karena biasanya saya melakukan papsmear. Saat kemarin saya dites IVA oleh bu bidan, walau tidak ada gejala-gejala yang saya rasakan seperti yang sempat bu bidan jelaskan, namun jantung saya tetap berdegup keras, dan alhamdulillah hasil tes IVA saya dan moms yang hadir saat itu semuanya sehat dan normal. Senang sekali mendengar hasil tes IVA yang sekejab bisa saya terima. Jadi tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui hasilnya.

source : www.kankerserviks.org


Papsmer
Bagi moms yang belum tahu apa itu papsmear. Pampsmear adalah pengambilan cairan sampel dari mulut rahim, tidak jauh berbeda dengan tes IVA, sampel diambil dengan semacam cotton bud yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung, lalu dikirim ke bagian lab untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan dapat terdeteksi adanya kelainan atau penyakit kelamin yang kemudian bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Papsmear juga diperlukan saat seoarang wanita akan melakukan imunisasi HPV. Saya mulai melakukan papsmear saat akan melakukan imunisasi HPV, dan setelah itu saya konsisten melakukan papsmear tiap tahun untuk pencegahan.

Imunisasi HPV
Imunisasi Human papillomavirus (HPV) juga salah satu metode pencegahan penyakit kanker serviks dan penyakit sejenisnya. Mungkin imunisasi ini agak jarang dilakukan oleh sebagian orang, karena harganya yang cukup lumayan merogoh kantong, beruntungnya saya dapat melengkapi imunisasi ini karena mendapatkan benefit dari kantor pada saat itu.

Imunisasi HPV
Setelah ikut penyuluhan dan tes IVA di tempat praktek bu Bidan Santi, saya semakin semangat untuk rutin tes IVA dan papsmear minimal 2 tahun sekali, dan sepertinya saya akan konsisten tes IVA 1 tahun sekali, karena menurut saya dengan biaya tes yang relatif terjangkau, kita dapat mengetahui seberapa sehat area vital kita.

Yuk moms, deteksi gejala kanker serviks dengan tes IVA di bidan terdekat.

Literatur : https://p2ptm.kemkes.co.id

8 komentar

  1. Memang menjaga kesehatan penting sekali ya mba,siapa pun itu.
    Karena efeknya terkadang tidak langsung terlihat, terimakasih sudah share informasi yang sangat penting.
    Terutama untuk kaum perempuan.
    Semoga kita selalu sehat dan intinya menjaga kesehatan pribadi itu penting

    BalasHapus
  2. baca ini aku lgs inget jadwal vaksin hpv ku yg kedua 26 nov besok :D. Aku baru tau tes iva mba, selama ini aku rutin papsmear. apalagi di cover ama perusahaan juga. cm vaksinnya baru sempet thun ini. kebetulan rs tempat aku konsul lg promo vaksin hpv, lgs deh ikutan. krn kalo vaksinnya aku ga dicover kantor, cuma tes papsmearnya :D

    alhamdulillah hsl negatif. makanya mau lgs lengkapin vaksin

    BalasHapus
  3. aku konsisten melakukan papsmear tiap tahun, tapi belum pernah imunisasi HPV :)

    BalasHapus
  4. harga si vaksin hpv ini lumayan emang, saya pun alhamdulillah waktu vaksin 4thn lalu selain harga produsen juga bisa dicicil jadi 3x vaksin kelar sudah cicilan hihihi.

    Semoga kita diparingi sehat berkah, aamiin.

    BalasHapus
  5. kanker serviks ini cukup menjadi ancaman paling mengerikan untuk kita para perempuan ya kak, jadi memang harus segera dideteksi sejak dini

    BalasHapus
  6. jadi tes iva ini bisa dilakukan di puskesmas kah, Mba? saya masih takut nih mau tes, huhuhu

    BalasHapus
  7. Aku termasuk yang rajin papsmear setelah menikah,, ya 6 bulan sekali karena memang tuntutan perusahaan juga sih jadi lebih bisa mengontrol kondisi kesehatan vagina dan rahim, untuk suntik HPV pun dicover full kantor, alhamdulillah hehehehe

    BalasHapus
  8. Aku belum pernah tes IVA dan papsmear. Aku pikir kalau sudah menikah, beres.
    Huhuu...ternyata tetap harus rutin periksa yaa..
    Biasanya berapa kali periksa kak?
    Cukup setahun sekali kah?

    BalasHapus

Selamat datang! Terima kasih telah berkunjung.

Silakan tulis komentar :)

Cara mengisi komentar::
Pilih NAME/URL lalu isi dengan URL blog. URL Blog, bukan URL postingan. JIka tidak punya blog, kosongkan saja kolom URL, namun jangan lupa isi namanya supaya tidak masuk SPAM. Terima kasih :)

Maiko