6 bulan lalu, suami sempat mencoba ngantor di perusahaan pelayaran di jakarta, maksudnya biar bisa pulang pergi ke rumah dan dekat dengan keluarga selama pandemi, namun passion sepertinya tetap di laut. Jadi, ia kembali berlayar. Dan kali ini, memutuskan untuk berlayar lama.
Alhamdulillah, setelah menunggu 1 bulan suami mendapat tawaran berlayar dengan kapal bendera korea. Sempat ada kekhawatiran mengizinkan ia berlayar ke luar negeri, dengan jalur pelayaran yang jauh dalam kurun waktu yang cukup lama. Namun, ia meyakinkan saya, bahwa insyaa Allah semua akan berjalan lancar, aman dan baik-baik saja.
Memang, sejak lama, saya dan suami membuat perjanjian kalau ia hanya boleh berlayar di wilayah indonesia saja, saya merasa belum siap jika harus ditinggal lama dengan anak-anak yang masih bayi saat itu dan selama ini ia menyanggupi berlayar 3 bulan di laut dengan cuti 3 minggu di darat.
Setelah diskusi panjang, akhirnya saya setuju suami menerima tawaran kerja di kapal tersebut. Selama 1 bulan kemarin juga, saya dan suami sibuk mempersiapkan semuanya, hingga alhamdulillah ia sampai di kapal.
Kalau biasanya berlayar lokal hanya membutuhkan persiapan yang sedikit dan singkat, berlayar di luar negeri membutuhkan persiapan yang cukup banyak dan prosedur yang lumayan panjang.
Saya ingin berbagi, tentang apa saja sih persiapan suami berlayar keluar negeri saat pandemi. Entah, apakah setiap perusahaan asing memiliki prosedur dan standar yang sama seperti perusahaan tempat suami bekerja saat ini. Tapi setidaknya, bisa menjadi sedikit acuan bagi moms yang mungkin suaminya akan berlayar dalam waktu dekat.
PERSIAPAN UNTUK SUAMI
Health
Saat suami confirm joint di kapal, perusahaan tempat suami bekerja meminta semua crew barunya mengikuti prosedur kesehatan hingga saat suami naik kapal di hari H. Suami diminta melakukan hal-hal berikut :
- Melakukan PCR Pertama dilakukan pada hari pertama confirm diterima di perusahaan baru (untuk memastikan, jika crewnya tidak terpapar Covid 19). Dan PCR kedua dilakukan 1 hari sebelum berangkat dengan pesawat menuju negara tempat kapal menunggu.
- Stay at home, selama kurang lebih 14 hari, suami diharusnya tetap berada di rumah layaknya karantina, untuk memastikan kalau suami aman dari contact dengan orang lain (karantina dilakukan sampai hari keberangkatan menuju kapal).
- Melakukan cek suhu tubuh setiap pagi, didokumentasikan berupa foto selfie bersama hasil cek suhu dan dikirim melalui aplikasi chat perusahaan, semua dilakukan selama kurang lebih 14 hari (dilakukan sampai hari keberangkatan menuju kapal).
Yellow Fever Book
Membuat Yellow Fever Book atau biasa disebut Buku Kuning, adalah Buku Vaksin salah satu syarat yang harus dimiliki pelaut yang akan berlayar ke luar negeri. Pelaut wajib divaksinasi beberapa item vaksin dan setelah selesai, pelaut akan mendapat buku kuning tersebut sebagai bukti telah divaksin.
SKCK
Salah satu syarat yang diminta perusahaan adalah Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) terbaru. Prosesnya sangat cepat, suami hanya membutuhkan waktu 1 hari untuk membuat SKCK.
Passport
Moms pasti sudah tahu, kalau akan perjalanan ke luar negeri salah satu syaratnya wajib memiliki Passport, begitupun pelaut, walau suami belayar di laut menggunakan kapal, passport dibutuhkan jika nanti bersandar di negara lain. Berhubung suami sudah mempunyai passport sejak lama, hal ini tidak terlalu membutuhkan waktu persiapannya. Namun, selama pandemi, memang antrian di tempat publik dibatasi, jadi saran saya, jika ingin membuat passport, SKCK dan lainnya, sebaiknya datang lebih awal, supaya tidak kehabisan nomor antrian.
Visa
Visa biasanya dihandle oleh perusahaan yang hire pelaut, jadi pelaut hanya perlu standby di rumah saja.
Buku Pelaut
![]() |
Saat mempersiapkan buku pelaut, pastikan buku pelaut sudah dalam keadaan off di perusahaan sebelumnya, supaya proses kedepannya lancar, jika Buku Pelaut belum di sign-off, bisa langsung ke Syahbandar.
Isi Koper
Saat mempersiapkan isi koper yang harus dibawa suami, saya mendapat banyak info dari keluarga suami yang juga sedang berlayar ke luar negeri, tentang barang-barang apa saja yang harus dibawa selama berlayar, serta info dari salah satu teman baik, saya berdiskusi langsung dengannya, kebetulan ia lama stay di luar negeri. Berhubung suami akan berlayar di area asia-eropa, jadi saya mengisi kopernya semaksimal mungkin. Berikut barang-barang yang perlu moms siapkan untuk suami bawa berlayar :
Clothing
- Long John (Thermal Inside). Semacam pakaian ketat yang dipakai sebelum memakai jacket/sweater. Sangat dbutuhkan jika suam berlayar ke daerah dingin.
- Sweater. Dipakai saat cuaca dingin tapi bukan winter. Cukup untuk menghangatkan tubuh.
- Winter Coat. Moms sebaiknya menyiapkan budget yang cukup pakaian satu ini, karena harganya cukup relatif mahal. Beruntungnya saya, dapat kiriman 1 paket winter coat spesial yang keren banget dari mami Gavin (oversease blogger), jadi budget dana bisa dialokasikan untuk yang lain.
- Socks. Sebaiknya cari kaos kaki yang bahannya khusus untuk menahan dingin ya moms.
- Syal. Syal juga dibutuhkan saat kapal suami masuk ke daerah yang dingin. Jadi, jangan sampai lupa ya moms.
- Winter Hat. Saya membeli topi musim dingin satu paket dengan syal, jadi lebih praktis.
- Kaos Harian. Untuk dipakai sehari-hari.
- Winter Boots.
- Towel.
Sanitary Kit
- Sikat gigi.
- Sabun Mandi
- Shampoo
- Shaver
- Body butter
- Handbody lotion
- Lipbalm.
- Hair Gel
- Roll-On
- Sisir
- Cotton bud
- Kapas
- Handwash
- Hand Sanitizer
Personal Medicine
- Paracetamol
- Cold & Flu Medicine
- Obat sakit gigi
- Obat Diare
- Obat Lambung
- Vitamin C (Yang murah untuk harian, yang lebih mahal untuk saat badan kurang fit)
- Vicks Vapo
- Vicks Inhaler
- Betadine
- Hansaplast
- Salonpas
- Salep untuk gigitan serangga
- Obat tetes mata
- Lavender Young Living ( untuk gigitan serangga/luka)
- Panaway Young Living ( saat pegal )
- Tolak Angin
- Minyak Tawon
- Minyak Kayu Putih
- Disposable Mask
- Reusable Mask
- Lauk kering untuk 1 bulan. kadang suami harus beradaptasi dengan masakan chef di kapal, jadi saya membawakan suami lauk kering dengan jumlah cukup banyak yang tahan lama, saya membawakan lauk teri balado dan juga rendang kering.
- Crackers. Saya membawakan beberapa variant dengan bentuk sachetan, jadi bisa dibuka dan dimakan sesuai kebutuhan.
- Kopi gula. Moms bisa membawakan dalam bentuk sachet sekali seduh, supaya praktis.
- Teh.
- Wedang Jahe. Bisa diminum saat dapat shift jaga malam.
- Permen. Permen untuk yang merokok, karena sulit mencari rokok di laut.
- Permen Jahe. Untuk menghangatkan tubuh.
Dokumen - dokumen seperti buku pelaut, ijazah, passport serta setifikat-sertifikat, kamus bahasa inggris, kamus bahasa korea, dimasukkan ke dalam 1 buah tas berbeda dengan koper, supaya saat berangkat, tinggal bawa saja.
PERSIAPAN UNTUK ISTRI
Menjelang Keberangkatan Suami
- Kontrol emosi. Saat suami menjelang berangkat berlayar, biasanya stressful meningkat karena proses persiapan berlayar jauh dan lama, jika moms dalam posisi seperti ini sebaiknya untuk sementara mengalah dan terus menyemangatinya.
- Hindari pertengkaran. Ingat ya moms, suami yang berlayar ke luar negeri biasanya masa berlayarnya lama, jadi selama masih di rumah, boleh tumbuhkan romansa dan kenangan-kenangan manis bersama suami dan anak, supaya terus membekas dihati suami saat berlayar.
- Hidangan Favorite. Hidangkan masakan favorite terbaik moms, supaya suami makin sayang dengan moms.
- Saya membawakan foto anak-anak di dompet serta di handphonenya, jadi jika papanya rindu anak-anak, bisa puas menatap foto mereka.
- Komunikasi. Saat kapal suami sudah mulai keluar dari jangkauan telekomunikasi. Jangan panik ya moms, terus berdoa untuk keselamatan dan kesehatan suami di kapal. Biasanya kapal dengan layar luar negeri, baru mendapatkan sinyal komunikasi sekitar 1-2 minggu setelah berlayar. Pastikan moms selalu dekat dengan handphone, supaya jika suami menghubungi, moms selalu siap sedia.
- Bad Situation. Berlayar ke luar negeri artinya jauh dari jangkauan, sebagai istri pelaut, saya harus siap dengan segala kemungkinan terburuk, Namun moms, semua adalah kehendak dari Allah, maka ada baiknya kita wajib berprasangka baik, selalu berdoa serta memohon yang baik-baik pada Allah, supaya suami selalu dalam lindungan Allah.
Itu semua pengalaman saya waktu mempesiapan segala kebutuhan suami berlayar ke Luar Negeri bulan lalu, alhamdulillah sampai saat menulis artikel ini, suami dalam keadaan sehat dan semangat berlayar bersama crew lain di kapal.
Semoga artikel ini bisa sedikit menjadi acuan moms dalam mempersiapkan suami yang akan berlayar dalam waktu dekat. Terima kasih untuk pembaca yang sudah meluangkan waktu membaca artikel ini, dan semangat selalu untuk istri pelaut di seluruh indonesia...
Luar biasa perjuangan ibu yang seorang istri pelaut ya mba. Semoga barokah, jadi ladang pahala. Semoga selalu diberikan semangat, keberkahan dan kebahagiaan bagi keluarga.
BalasHapusWow baru tau kalau sebanyak itu persiapannya.. Yg paling penting jelas personal medicine yah mbak krn utk jaga2.. Eh tp semuanya penting jg ding.. Waaa.. Yg pasti tetap sabar, semangat, dan saling mendoakan..
BalasHapusSalut banget sama mama Ayu yang rela melepas suami berlayar dalam waktu lama. Semoga lancar pelayaran suami mama Ayu. Juga mama Ayu dan anak-anak selalu aman.
BalasHapusWah masyaallah selengkap dan sedetail itu ya kak. Mudah-mudahan selalu dikasih sehat dan lancar terus ya saat berlayar. Aku gatau deh kalo jadi kakak bisa ditinggal2 gitu apa engga pengennya pasti ikut mulu nanti hahaha
BalasHapusYa ampun mba luar biasa bisa kuat jadi istri pelaut dan ditinggal bekerja seperti itu, saya yg ditinggal dinas antar kota saja masih melow bgt.
BalasHapusPersiapannya jadi lebih ekstra ya mbak, karena masih pandemi. Semoga sehat-sehat mbak buat suaminya selama berlayar, dan sehat juga buat keluarga yang menunggu di rumah.
BalasHapusBtw, dulu aku punya mantan kerja offshore, ditinggal per 2 minggu aja perasaannya campur aduk karena susah sinyal, apalagi ini pelaut yang bisa sampe berbulan-bulan.
MasyaAllah luar biasa nih perjuangan istri pelaut. Khususnya pas suami kemungkinan gak akan bisa dihubungi karena kendala jaringan ya mbak.
BalasHapusSemoga dimudahkan urusan pekerjaan suaminya, sehat2 semuanya :D
Emang harus komplit ya perlengkapannya.. Aku sih ngebayangin betapa sulitnya aku kalau ada di posisi mbak Ayu.. Keren mbak.. Semoga mbak sekeluarga selalu sehat dalam lindungan Allah SWT ya..
BalasHapusMasya Allah tabarakallah Mbak Ayu dan keluarga. Semoga suamu dan Mbak Ayu sekeluarga sehat selalu! Btw berlayarnya berapa bulan Mbak kalo ke LN? Kapal penumpang kah? Jujur aku awam sama dunia pelayaran
BalasHapusMom kuat ya.. aku aja suami kalau kebetulan tugas keluar cuma seminggu udah misuh-misuh. Wkwk. Karena aku di rantau sendirian, dan kalau suami gak di rumah, entah kenapa kadang bertepatan dengan anak sakit.
BalasHapusMasyaAllah, lengkap ya Mbak catatannya, semoga tidak ada yang terlewat ya.
BalasHapusmengijinkan Suami berangkat berlayar, apalagi di masa pandemi gini pasti lebih emosional sekali ya.
semoga semua berjalan dengan baik, kembali dengan selamat dan bisa berkumpul dengan keluarga lagi, Aamiin :)
Masya Allah mbak, semoga sehat dan dilindungi selalu ya mbak.. aku pun selalu was-was kalo suami udh mulai berangkat ke kapal meski cuma di daerah indonesia aja, huuu..
BalasHapusKalau pelaut ada kelengkapan khas nya ya buku kuning, buatku memantau juga sudah vaksinnya, mungkin karena berlayar ke berbagai tempat juga ya
BalasHapusAku baru tahu soal buku kuning itu kak. Ternyata jadi salah satu syarat yang harus dimiliki pelaut yang akan berlayar ke luar negeri ya.
BalasHapusZaman sekarang kalau mau bepergian ke manapun, jadi lebih extra ya persiapannya, terutama jaga kesehatan dari virus Covid-19 ini.
BalasHapusAku tau banget gimana rasanya JD istri pelaut, bukan Krn suamiku pelaut, tp sepupuku yg paling Deket Ama aku, suaminya juga pelaut . Berbulan2 pergi, apalagi kalo denger ceritanya misal ada bagian kapal yg rusak, masuk ke ruangan mesin yg jauh di bawah , merinding sih. Memang butuh mental kuat ya mba.
BalasHapusNgerti banget resiko di mana2 ada, mau darat ato laut. Kita mah sebagai istri doakan yg terbaik aja, dan hrs ikhlas juga siap memang. :).
Bener tuh mba, sebisa mungkin kalo suami mau pergi, jgn berantem lah. Ini suamiku baru tugas ke luar kota aja, aku udh baper ga sabar nunggu dia pulang hahahah