Satu tahun lalu, tepatnya pertengahan bulan maret 2020, suami saya yang bekerja sebagai engineer memutuskan turun kapal dan memilih tidak memperbarui kontrak kerjanya. Ia melihat berita dan mendapat kabar dari saya, jika pandemi mulai mengkhawatirkan.
Awalnya, kami pikir pandemi ini akan berakhir dalam hitungan hari saja, atau paling tidak berakhir dalam waktu satu hingga dua bulan. Ternyata sudah lebih dari 2 bulan saat itu, pandemi belum juga kunjung reda bahkan masih jauh dari kata selesai.
Setelah berjalan 2 bulan, suami bersikeras tetap stay at home karena khawatir dengan anak istrinya jika ia kembali berlayar, tawaran demi tawaran ia tolak karena pertimbangan keamanan dan keselamatan keluarga tersayang disaat pandemi. Walau kami memiliki tabungan darurat yang cukup, namun ada rasa bersalah terus menerus harus mengambil dana darurat tersebut.
Saya dan suami percaya, jika musibah akan selalu datang beriringan dengan solusi. Selain menjadi engineer kapal, kebetulan suami memiliki keterampilan welding (pengelasan), dan bersyukur saat ia di darat, ada saja tetangga atau kerabat yang meminta bantuan dengan keterampilannya itu, hasilnya cukup untuk kami pakai sehari-hari.
Lagi-lagi suami menolak beberapa tawaran masuk untuk berlayar, dan bersikeras akan tetap di rumah menjaga anak istrinya. Sebagai istri, di satu sisi saya bahagia karena bisa terus dekat dengan suami, maklum saja anak dan istri pelaut hanya dapat bertemu ayah sekaligus suami setiap 3 bulan sekali, itupun dengan hari cuti yang tidak banyak. Namun di sisi lain, saya tidak mau tabungan darurat kami terus tergerus tanpa income yang pasti.
foto cantik dari customer
Saya yang harus terus mencari ide membuat cemilan untuk anak-anak karena mereka full stay at home, meminta resep cemilan dari kakak saya yang memiliki home bakery. Ia sering memberi resep, salah satunya resep brownies best seller miliknya.
Lalu saya minta izinnya untuk modifikasi resep brownies yang ia berikan, sesuai dengan style dan kreativitas saya. Selain punya kebiasaan memodifikasi resep, saya juga selalu memakai bahan terbaik untuk pembuatan cemilan demi kepuasan anak dan suami.
Saya ingat betul, waktu itu malam takbiran menjelang Idul Fitri bulan Mei tahun lalu, saya berinisiatif memberi brownies buatan saya sebagai hantaran ke beberapa tetangga terdekat rumah serta kerabat saya. Ternyata feedback dari mereka sangat baik, dan beberapa tetangga menyarankan untuk open PO (Purchase Order) brownies buatan saya.
Beberapa hari kemudian salah satu dari tetangga secara khusus meminta saya untuk menjual brownies padanya, lebih tepatnya memaksa untuk dibolehkan membeli brownies saya, bukannya kesal, hati saya malah berbunga-bunga, karena brownies yang saya buat dengan sepenuh hati mendapat respon melebihi ekspektasi saya.
Dari postingannya di media sosial dan dari kabar mulut ke mulut, akhirnya ada beberapa orang yang order pada saya, padahal saya belum ada niat untuk menjual brownies. Lagi-lagi saya mendapat feedback positif.
Setelah berdiskusi dengan suami dan kakak saya serta keluarga. Saya memutuskan resmi memasarkan dan mulai open PO brownies dengan nama Maiko Premium Brownies. Maiko adalah kependekan dari Mama Aiko, saya ambil dari nama anak kedua saya, dan kata premium saya ambil dari bahan terbaik yang saya pakai untuk membuat brownies tersebut.
![]() |
Sabai Morscheck (Ringgo's wife) |
Apakah perjuangan hanya sampai di sini? of course no, selain mencari nama brand untuk brownies, saya disibukkan dengan pemilihan package untuk brownies.
Saat saya akan melakukan suatu hal baru. Kalau biasanya orang sering memilih kata "Kenapa?", saya lebih menggunakan kata "Bagaimana?", Bagaimana dia, mereka, orang itu bisa buat brownies enak? Bagaimana mereka bisa sukses? Bagaimana, bagaimana, terus terlontar. Kata-kata tersebut sangat membantu saya motivasi diri dan memacu kreativitas dalam membuat sesuatu.
foto cantik dari customer
Alhamdulillah sejak mei 2020 hingga hari ini, sudah lebih dari 500 brownies terjual dan dinikmati oleh customer Maiko Brownies. Saat kita melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, pasti akan kembali baik pada kita, saya menerima banyak kiriman feedback positif plus foto-foto cantik dari customer, tanpa saya paksa.
Memaksimalkan media sosial
Bagi saya, ini adalah pencapaian yang sangat saya syukuri, dan hal ini tidak terjadi tanpa izin Allah serta support dari keluarga, kerabat dan teman-teman. Jangan pernah berhenti berusaha, tentukan target, abaikan hal negatif yang mengusik diri, terus tawarkan produk dengan style marketing sendiri, maksimalkan promosi di seluruh sosial media. Karena hasil tidak akan mengkhianati proses.
Because every baker has their own style
Fokus untuk mencapai goal, terus berinovasi, saya jadikan kritik serta saran sebagai penyemangat dan amunisi untuk menghasilkan brownies yang layak untuk dinikmati.
Jangan segan menerapkan ilmu dan pengalaman yang kita miliki, sebagai penunjang keberhasilan usaha kita. Saya menggunakan ilmu akuntansi saya untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), serta harga jualan brownies. Selain itu, saya juga menerapkan ilmu keuangan dan marketing dari pengalaman saat dulu masih bekerja kantoran sebagai Finance.
brownies siap kirim
Banyak sekali hikmah dari pandemi yang saya, suami dan pasti setiap orangpun merasakan, hingga berhasil memaksa diri mencapai batas tertinggi kreativitas mereka untuk bangkit dari pandemi. Setelah hujan lebat, pasti muncul pelangi.
Alhamdulillah saat ini suami sudah kembali berlayar, dan kebetulan suami mendapat rejeki berlayar overseas.
Terima kasih untuk semua customer yang telah berkenan membeli Maiko Premium Brownies . Dan keluarga, kerabat, serta teman yang telah memberi support penuh pada saya hingga brownies ini diterima publik dengan baik.
Yuk teman, kita bangkit dari pandemi, terus semangat, jangan menyerah and stay safe all the time...
Yuk..yuk.. Semangat terus bertahan dan melanjutkan kembali, next step karya apa lagi ya yang dilakukan?
BalasHapusMakasih loh sharingnya, Hmm yummy keknya teman cemilan sama teh tawar panas. Asalkan ada niat dan kemauan utk berkarya bakalan dibukakan peluang ya Mak.
Kuy ahh, tetep fokus terus berinovasi, dank serta saran sebagai penyemangat .
Sukses mama ayuu..
Looks sooo yummy brownies-nya nih Mak.
BalasHapusBrand-nya juga kece bangettt Maiko Premium Brownies
Semoga berkaaahh ya,
9 dari 10 pintu rezeki datangnya dari perniagaan
Berkah berlimpaahhh
Mak, baca ceritamu, jadi ingat seorang teman yang mirip banget ceritanya dengan dirimu cuma beda pekerjaan aja suaminya, sekarang alhamdulillah sudah punya toko bakery dan jualannya laris, tetap semangat dan asah kemampuan masaknya mak
BalasHapusSelamat ya Mama Aiko dengan hobinya yang ternyata diterima banyak orang dan terus order lagi. Kalau saja dekat, saya juga mau deh brownies nya...
BalasHapusSukses selalu dan jangan lupa tetap disiplin prokes ya
Mantab.. keren banget bisa bikin usaha dari hobi, Mba. Saya jadi mau nyobain deh maiko premium browniesnya.
BalasHapusmaasyaallah semangat terus ya mak menjadikan hobi menjadi bisnis yang memberikan cuan tentunya.
BalasHapusSelalu senang menyimak perjuangan merintis usaha mak. Rasanya ikut terharu jika usaha kita berhasil ya. Semoga Maiko Brownies makin lancar ordernnya. pengen nyicip juga jadinya, terlihat enak sekali
BalasHapusWah semangat ya mam, semoga browniesnya laris terus. Kadang memang suatu kejadian akan mendatangkan hikmah, contohnya ya pandemi ini. Rejeki pun bisa diusahakan dari 'sumber' yang lain atau bahkan nambah 'lahan' agar penghasilan bisa bertambah juga.
BalasHapusAaaah lihat foto browniesnya, langsung tergoda pengin nyomot hahaha. Ngeliat tampilannya aja udah langsung yakin ini pasti enaaak sekali rasa browniesnya, apalagi bahan yang dipakai premium. Bener, sesuatu yang dilakukan dengan sungguh2 akan membuahkan hasil, tidak boleh patah semangat, ya.
BalasHapusSemoga makin berkembang, makin sukses jualannya.
Inspiratif sekali Mbak...senang sudah berbagi cerita ini. Setuju akan ada pelangi setelah hujan. Semoga sukses dengan Maiko Premium Browniesnya, makin lancar jaya ke depannya
BalasHapusAlhamdulillah ya Mbak dapat ide cemerlang untuk baking dan ternyata banyak yang suka, semoga Maiko makin laris manis dan maju yaa..
BalasHapusWaaa... kondisi pandemi ini, aku melihatnya, malah membuat banyak orang semakin kreatif ya, mbak. termasuk mbak Ayu. Semoga bisnis browniesnya makin lancar ya mbak..
BalasHapusWaah, lihat penampilan browniesnya keliatan enak sekali, Mbak. Teksturnya keliatan lembut,pasti rasanya juga pas di lidah ya, buktinya banyak pelanggannya. Sukses terus dengan bisnisnya, Mbak
BalasHapusOh iya, maksudnya berlayar overseas itu apa ya?
Masya Allah ini berkah pandemi jadi punya bisnis baru membuat brownies. Aku tergoda dengan foto-fotonya. Eh trus mbak Ayu masaknya kapan? Anak-anak suka ikutan buat brownies juga?
BalasHapusSyukurlah bisa mengembangkan resep brownisnya di masa pandemi ini ya. Ilmu di kantor dulu sebagai finance bisa dipakai juga ya untuk usaha sendiri. Alhamdulilah udah kembali berlayar ya suaminya. Sehat selalu ya untuk keluarga
BalasHapuswah mantap ini
BalasHapusemamg yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar ya mbak
sukses terus buat usaha brownies nya
selamaaat makk
BalasHapusaku salah satu yang sudaah nyoba
emang enaaaaaaak
semoga lancar usahanya ya mak <3
Melihat tampilan browniesnya, aku juga berani jamin, pastilah fans Maiko Brownies Premium akan bertambah satu lagi. Aku, iya aku Mak!
BalasHapusSetuju Mak.
Melakukan sesuatu yang disukai membuat kita bersemangat.
Semangat adalah energi!
Sungguh terberkati jika berkesempatan melakukan apa yang kita suka ya, Mak!
Sukses selalu Maiko Brownies Premium!
Alhamdulillah ya mbak, pandemi malah jadi jalan mengembangkan hobi bikin camilan terbaik buat keluarga. Bahkan dari niat berbagi, malah jadi mendatangkan rejeki karena banyak yang pesan. Semoga terus lancar ya mbak, walau suami udah mulai berlayar lagi, semoga sekeluarga selalu sehat
BalasHapusKeren mak..selamat atas bisnis barunya ya..semoga makin laris manis.. bener banget sih..kesulitan datang bersamaan dengan kemudahan..tinggal kita jeli aja melihat kemudahannya ya...
BalasHapusduh kebayang enaknya itu brownies maiko. jadi pengen nyicipin deh mak. aku pernah bikin brownies tapi enggak pernah bisa basah begitu lho, seringnya kering dan bolong-bolong. jadi mendingan beli aja deh akhirnya hihihi
BalasHapusbtw sukses selalu ya maiko, bener banget ikhtiar tidak akan mengkhianati hasil. makasih inspirasinya mbak.