
Tak terasa tahun 2022 akan berakhir dalam hitungan hari. Ada rasa campur aduk dalam diri, aku merasa tahun ini adalah tahun terberat bagi aku dan mungkin bagi yang lain juga.
Di bulan Januari 2022 qodarullah (kehendak Allah), aku mendapat ujian sakit dari Allah, diawali dengan serangan sesak napas tengah malam saat anak-anak sedang terlelap. Berusaha mengontrol diri untuk tidak panik dan berusaha untuk menenangkan diri. Terlintas di kepala, apakah ini saatku ya Allah, hanya itu yang terus terlintas.
Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk berangkat sendiri ke IGD agar segera mendapatkan penanganan medis, dan dokter memutuskan aku harus rawat inap untuk diagnosis GERD. GERD adalah penyakit yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke tenggorokan efek melemahkan katup lambung, dan berakibat sesak napas bagi penderita.
Rawat Inap

Ini kali pertama aku harus menjalankan rawat inap, aku harus menitipkan anak-anak di rumah saat aku menerima pengobatan intens oleh medis. Hal terberat aku saat rawat inap pertama kali ini adalah jauh dari si bungsu, yang tidak pernah jauh dari mamanya. Dan hal ini jujur membuat aku sedih.
Setelah pulang dari Rumah Sakit, ternyata hal ini bukan yang terakhir, aku harus bolak balik rawat inap 4 kali hingga bulan mei 2022 karena diagnosis dari dokter terus meningkat tingkat kronis yaitu luka lambung dan radang usus. Ada rasa putus asa karena penyakit aku makin berat dan ada rasa hancur saat mendapati si bungsu trauma berat akibat melihat mamanya yang tak kunjung pulang saat harus rawat inap lama. Suamipun tak bisa berbuat banyak karena ia harus menjalani tanggung jawabnya di kapal.
Healthy Life

Setelah 4 kali rawat inap, aku diharuskan untuk kontrol rutin ke dokter penyakit dalam 2 minggu sekali, seperti biasa dokter meresepkan obat-obatan dan berpesan untuk tidak makan dan minum yang keras, asam dan pedas. Aku tidak menyangka, efek dari sering begadang, makan makanan tidak sehat dan minum vitamin yang berlebihan dapat mengakibatkan organ tubuh vital aku luka.
Aku sudah mengikuti semua anjuran dokter seperti tidak makan dan minum yang dilarang, namun kesehatan aku tidak kunjung membaik. Disaat aku putus asa dengan keadaan aku, Allah memberi aku pertolongan dengan tidak sengaja bertemu salah satu pasien yang menjalani healthy life karena penyakit yang ia derita. Ia menyarankan aku untuk mengunjungi salah satu instagram health survivor yang mendapat remisi efek penyakitnya. Itu seperti setitik harapan bagi aku untuk semangat sembuh.
Aku mulai mengikuti setiap panduan yang diberikan health survivor tersebut, memadu padankan makanan yang cocok dan diterima tubuh aku, karena setiap tubuh manusia unik, jadi tidak semua makanan cocok ditubuh penderita.
Setiap hari aku membuat mapping journal untuk daily meals aku, memilah makanan yang mampu diserap tubuh dan mana yang tidak diterima tubuh. Ada kalanya aku putus asa saat menjalani meals mapping ini karena saat makanan tidak diterima tubuh, maka badan akan drop berhari-hari.
Hal ini juga berpengaruh pada healthy habit anak-anak, awalnya mereka aku izinkan jajan makanan sesuka hati mereka, sekarang aku mulai biasakan mereka dengan asupan bergizi, seperti protein hewani yang aku masak sendiri, buah-buahan, cemilan sehat yang berusaha aku buatkan demi kesehatan mereka dan minuman seperti jus wortel dan es kelapa muda.
Support System
Penyakit GERD dan radang usus memang sangat membutuhkan support system yang kuat untuk masa pengobatan dan penyembuhan, karena support dari orang terdekat dan tersayang menjadi andil yang berpengaruh besar untuk membuat stabil kesehatan serta psikis penderitanya. Aku bersyukur dikelilingi orang-orang yang sangat menyayangi aku dengan full support demi kesembuhanku.
Muhasabah Diri

Banyak hikmah yang aku dapatkan dengan ujian sakit dari Allah. Tahun 2022 tahun terberat sekaligus tahun terbaik bagiku. Di tahun ini aku berusaha berdamai pada diri sendiri, berusaha menjadi versi yang lebih baik dari diriku sebelumnya, memperbaiki diri dalam hal yakni hablumminallah (hubungan baik dengan Allah) dan hablumminannas (hubungan baik dengan sesama manusia). Aku belajar untuk memaafkan demi menyambung tali silaturahmi dan belajar mengikhlaskan semua yang telah terjadi.
Di tahun inipun aku merasa mendapat ketenangan jiwa karena terus berusaha mendekatkan diri pada Allah, mengisi waktu luang dengan ikut pengajian, mendengarkan kajian, berdiskusi dan bertanya tentang agama islam dengan orang-orang yang aku anggap memiliki dan memahami ilmu agama melebihiku.
Awalnya aku hanya menjalani sholat wajib 5 waktu setiap hari, sekarang aku terus berusaha memperbaiki diri dengan menjalankan sunnah-sunnah lainnya.
Ya, aku sangat ingin memperbaiki diri dan menjadi versi terbaik dari sebelumnya.
Semangat mba ayu, semangat menjaga kesehatan dan menjadi versi lebih baik lagi. makasih udah berbagi ☺❤
BalasHapus